Senin, 07 Desember 2009

AyahKu...Ayah Juara 1 !!!

Pernah suatu hari ayah bercerita padaku...
"Kau tau mengapa ayah menginginkan kamu menikah dengan orang yang tepat?"
saat itu aku melihat ayah begitu bersungguh-sungguh berkata padaku.
Ada sebuah harapan yang terpacar dari sorot mata beliau yang terlihat tua dan nampak lelah.
Lelah karena lebih dari 27 tahun menjadi suami yang baik bagi isterinya...lelah karena lebih dari 25 tahun bekerjasama dengan ibu untuk membesarkan, mendidik, dan menjaga aku...buah hati dan harta karun yang sangat berharga dalam hidup beliau. Tapi ayah tak pernah sedikitpun mengeluh untuk semua itu.
"Tidak!", jawabku sekenanya. Malas untuk membahas hal ini yang ke delapan kalinya beliau bertanya padaku, setiap aku menghabiskan waktu untuk menatap tatapan ramah sang senja yang setia menyambutku setiap aku pulang kerumah setelah kejenuhan merambatiku dalam mengais ilmu di negeri orang.
"Mungkin kamu tak pernah tau atau bahkan menggampangkan hal ini.
Anakku sayang...ayah tak pernah mengharapkanmu menikah dengan orang yang telah mapan dan berkecukupan untuk menghidupimu. Ayah tak pernah mengharapkanmu menikah dengan orang yang berpangkat tinggi dan bergelar panjang, bahkan lebih panjang dari namanya sendiri..
Cuma satu yang ayah inginkan selain dia seiman dengan keluarga kita..adalah dia yang benar-benar tulus ikhlas menyayangimu anakku...
Tak ada hal lain yang dinginkan seorang wanita selain cinta kasih yang tulus, keikhlasan untuk saling menghormati dan senantiasa diinginkan kehadirannya oleh pria yang menikahinya.
Hanya dia pria hebat, berprinsip hidup itu harus luas, kuat, berani, bijak dan bermanfaat tapi sungguh sederhana dalam bersikap-lah yang akan bisa mencerna kata-kata ayahmu saat ini.
Ayah selalu mendoakan kau mendapatkan orang yang jujur, yang bisa melindungimu, dan membimbingmu untuk mengasihi banyak orang disekelilingmu terutama mereka yang hidupnya tak seberuntung dirimu..
Ayah akan lega jika suatu hari harus benar-benar pergi meninggalkanmu untuk selamanya.
Ayah lega karena akan ada pria terbaik yang bisa mendampingi dan mengiringi hidup putri tercintaku..", kecupan lembutnya mendarat di dahiku mengakhiri cerita beliau di senja itu.
Aku menatap punggung ayahku yang telah berlalu dengan samar-samar karena air mata menggenang di mataku.
Ayahku yang tak pernah mengenal kinerja reaktor kimia, yang tak paham apa itu facebook, yang tak pernah menghabiskan waktunya di belahan dunia lain dengan chatting sambil ditemani segelas coklat panas, yang tak pernah menyusuri jalan-jalan arteri di Boston, yang tak pernah tergoda untuk mengenal dunia hecker dan cyber...
Ayahku begitu sederhana, waktunya hanya untuk membahagiakan keluarganya. Hidupnya hanya untuk kesejahteraan dan kenyamanan isteri dan anaknya..Tapi pemikirannya begitu luas dan sanggup mengubah paradigmaku tentang hidup selama ini. Aku malu...
Tiap 3 bulan sekali aku bertemu beliau. Tiap 3 bulan itu juga ayah tak pernah bosan untuk bercerita. Nyatanya tiap detik aku begitu merindukannya, merindukan setiap elemen yang dimiliki ayahku yang tak bosan ditawarkannya padaku.
Ayahku bukanlah siapa-siapa, tapi beliau adalah ayah juara satu!!